> Ulah Kita | Celoteh Kang Jibrat

Kusadari bahwa suara kehidupanku tak berarti apa-apa

dan bahkan belum mampu menembus telinga kehidupanmu.

Namun dalam apa-apa inilah kita coba komunikasikan,

barangkali bisa mengusir kejemuan . . .

Kata-kata tidak mengenal waktu.

Aku harus mengucapkan atau menuliskannya

dengan menyadari akan keabadiannya. . .

WidgetBucks - Trend Watch - WidgetBucks.com

Ulah Kita

entah mengapa
hutan yang dulu terlihat perkasa menantang birunya langit
kini hanya tinggal abu dan arang-arang sisa pembakaran
pertiwi telah kehilangan suburnya sawah
metafora menjadi gedung bertingkat
tanpa melihat dan mengkaji dampak yang terjadi
yang ada hanya sunggingan kecut dari pemilik lahan yang tergusur
akibat derap roda pedati yang mengatakan "Pemerataan Pembangunan"

tanahku kini akut terluka, sekarat!!!
musim tak lagi mengikuti irama siklus rotasi

amukan - amukan alam antrian datang melanda

lalu tegakah kita mewarisi anak cucu kita
dengan sebongkah dendam kepada alam
yang tak lagi berkompromi kepada kita
karena ulah kita sendiri melukai bumi

2 komentar:

wasis mengatakan...

Puisi yang bagus,

Kang Jibrat mengatakan...

trims, kunjungannya ...

Google
WidgetBucks - Trend Watch - WidgetBucks.com